Riset itu apa? – sebuah renungan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang saya akses hari ini (7 November 2022) via web, pengertian dari kata riset adalah sbb:

jadi sudah jelas dalam riset aadalah melakukan peneyelidikan terhadap suatu masalah, termasuk juga mendapatkan fakta baru. Meriset bisa jadi masalah yang diselidiki adalah masalah yang benar-benar baru dan belum pernah ada yang menyelidiki sebelumnya. Untuk masalah yang benar-benar baru, bisa jadi metode penyelesaiannya juga baru, bukan menggunakan metode yang pernah ada sebelumnya.

Oke, let’s just go to the point dengan contoh permasalahan. Misalnya risetnya para inventor, salah satunya penemu komputer, sebut saja bapak Charles Babbage. Dalam sejarah, di tahun 1822 beliau membangun yang namanya Mechanical Computer. Lalu sebelas tahun kemudian, di tahun 1833, beliau mulai mendesain komputer dengan pemrosesan sentral, yang disebuat ALU (Arithmatic Logic Unit) seperti layaknya komponen komputer yang kita ketahui sekarang.

Nah pertanyaannya, ketika si bapak Babbage memulai riset tentang ALU, apakah beliau punya yang namanya time frame? apakah beliau bisa memprediksi dari awal apa yang akan dihasilkan? Besar kemungkinan beliau bahkan tidak tahu apa yang akan dilakukan, apalagi metodenya. Karena waktu itu belum ada ALU.

Ok, kalau cerita tentang si bapak terlalu jauh, mari kita bayangkan bagaimana orang bisa menemukan cara menanak nasi di jaman dulu. Apakah jika seandainya seseorang, sebut saja namanya ibu Melati, diberikan perintah untuk menjadikan butir padi dapat dikonsumsi….apakah si ibu Melati akan dapat memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menanak butir padi tsb hingga menjadi nasi dan dapat dikonsumsi? Tentu TIDAK. Karena belum pernah ada yang melakukannya sebelumnya. Metodenya belum exist.

Beda halnya kalau sekarang saya diminta untuk menemukan cara menanak nasi dicampur dengan pisang misalnya, atau membuat Nasi Pisang. Nasi pisang belum pernah ada, tapi tentu saya akan dengan mudah dapat memprediksi dan membuat time frame-nya..karena saya sudah tahu cara menanak nasi biasa, saya juga sudah tahu cara memasak pisang. Lalu saya hanya butuh waktu untuk mempelajari jenis-jenis dan karakter beras dan buah pisang (dengan membaca hasil penelitian sebelumnya, baik berupa literatur ataupun wawancara dengan para ahli), kemudian dengan sedikit eksperimen mencampurkan nasi dan pisang-yang tentu saja dapat dengan mudah saya prediksi waktunya dan saya bisa buatkan time frame-nya di awal untuk bahan proposal untuk mendapatkan pendanaan.

Tapi, pertanyaan saya adalah untuk sesuatu yang benar-benar baru…bagaimana caranya memprediksi?

Lalu kenapa di proposal riset harus dibuat time frame-nya..disertai penjelasan step-stepnya dari waktu ke waktu? Lalu kenapa riset juga harus dibatasi pendanaannya? bukankah dengan waktu dan pendanaan yang terbatas, artinya semua harus bisa diprediksi sejak awal, termasuk..kewajiban harus berhasil?

Apakah ini artinya, riset yang diajukan dengan proposal mengarahkan periset untuk hanya menggunakan metode yang telah ada sebelumnya dan dibatasi dengan jumlah dana yang telah tersedia? Kalau iya, lalu kapan akan lahir inventor-inventor baru?

Apakah jalur inventor hanya dapat ditempuh dengan riset independen?

Denpasar, 7 November 2022, pukul 13:30 WITA.

Leave a comment